Salam "Bolang", Bocah Ilang...Haha.
Setelah membuka kembali file-file foto perjalanan massa lampau yang masih tersimpan rapi dalam hardisk, kembali berputar memory dalam otak akan beberapa hal dan kenangan unik dan menarik tatkala melalui perjalanan itu. Ya, kali ini mencoba menceritakan perjalanan dikawasan jawa timur yakni Taman Nasional Tengger, Bromo, Semeru. Obyek wisata ini sudah sangat terkenal di seantero dunia karena keunikan dan keindahannya. Desember akhir tahun 2009 maaf tanggalnya lupa...hehe, Perjalan dimulai dari Yogyakarta kala itu. Dengan beranggotakan 4 orang, 3 cowok dan 1 cewek yakni Bima, Cengkur, Nita, dan saya sendiri kami memulai langkah menuju stasiun lempuyangan untuk memulai trip dengan angkutan umum KA. Seyogyanya kami akan menggunakan angkutan KA dengan tujuan akhir di Malang ataupun di Probolinggo, namun apes ternyata KA dengan rute dan tujuan tersebut sudah berangkat. Akhirnya kami memutuskan untuk memulai perjalanan dengan estafet, dimulai dengan menggunakan KA Pramex jurusan Jogja-Solo yang kala itu tiketnya hanya Rp 8.000,-. Setelah sekian lama berjalan akhirnya sampai juga di pemberhentian terakhir untuk rute KA pramex ini, ya stasiun balapan Solo. Awalnya kami memutuskan akan menggunakan transportasi KA lagi untuk menuju ke Malang atau Probolinggo, namun lagi-lagi nasib kami kurang beruntung, karena hari itu sudah sore untuk KA rute Solo-Malang atau Solo-Probolinggo sudah tidak ada lagi. Hemm... lagi-lagi kami mengelus dada untuk kembali sedikit bersabar. Waktu terus berjalan dan dalam kebingungan akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Surabaya menggunakan bus. Untuk itu kami segera berjalan menuju terminal bus Solo yang tak jauh juga dari stasiun Balapan. Kembali bernafas lega setelah kami mendapatkan transportasi umum ini, kalo tidak salah ingat ongkos untuk bus rute Solo-Surabaya waktu itu 30-32rb dengan waktu tempuh 5-6 jam untuk perjalanan malam. Lumayan akhirnya bisa istirahat juga malam ini didalam bus.
"Misty in Bromo" |
Setelah sekian lama berjalan, tepatnya tengah malam akhirnya kamipun sampai di terminal surabaya sebagai pemberhentian akhir seluruh penumpang tujuan surabaya. Suasana riuh keramaian meski waktu sudah larut malam tampak terlihat dalam kawasan terminal ini. Karena perut sudah sangat keroncongan kamipun berjalan keluar terminal untuk sekedar mencari warung makan untuk kembali mengisi amunisi dan stamina. Kesempatan inipun tak luput kami manfaatkan untuk sekedar bertanya-tanya kepada sang empunya pemilik warung untuk menanyakan transportasi rute Surabaya-Probolinggo, yang pada rencana awalnya kami akan langsung melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo seusai makan. Namun lagi-lagi nasib kurang beruntung sang empunya warung memberi tahu bahwa bus dengan rute Surabaya-Probolinggo untuk malam itu sudah tidak ada karena waktu sudah larut malam, bus kembali beroperasi pukul 3 atau 4 dini hari ungkapnya. Hemm...kembali menghela nafas panjang untuk merefresh kekesalan dalam hati, dalam benak kami harus menunggu dimana hingga bus kembali beroperasi dini hari nanti...? Selesai makan kami berputar-putar dikawasan jalan raya masih seputaran terminal Surabaya, untuk sekedar mencari tempat istirahat. Yah akhirnya menemukan juga Pos jaga Polisi didekat Rel KA, kamipun beristirahat disana yang kebetulan Pos juga dalam keadaan yang sepi, mungkin sudah tertidur yang jaga atau memang tidak ada yang jaga...hehe. Segera kami beristirahat dengan bermodalkan sleeping bag masing-masing. Pukul 03.00 dini haripun kembali kami terjaga untuk melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo dengan menggunakan transportasi bus, alhamdulilah kali ini bus sudah kembali beroperasi. Senyum lega kembali tersimpul dari masing-masing bibir kami, lama waktu tempuh perjalanan ini 2-3 jam dengan ongkos kalau tidak salah ingat sebesar Rp 12.000,-, waktu yang lumayan lama dan kami manfaatkan untuk kembali beristirahat sembari menunggu mentari pagi menyapa bumi. Selang beberapa waktu sampailah kami di terminal probolinggo sebagai tujuan akhir kami sebelum melanjutkan menuju kawasan obyek wisata "Tengger, Bromo,Semeru National Park". Pagi yang cerah untuk memulai perjalanan kala itu, untuk menuju kawasan Bromo dari Probolinggo kami harus menggunakan angkutan elf dengan ongkos Rp 50.000/orang. Biaya yang cukup setimpal menurut saya, karena medan yang cukup terjal dengan melewati berbagai bukit dan tebing curam, namun kami disuguhkan dengan pemandangan yang indah selama perjalanan ini dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Dua jam berlalu akhirnya kamipun sampai dikawasan Bromo, tampak beberapa wisatawan mancanegara sedang menikmati keindahan kawasan ini. woow...Amazing...
Demikian sedikit ulasan perjalanan kami, sekarang mari kita nikmati beberapa panorama yang sempat saya abadikan waktu itu. Enjoy show guy's...
Demikian sedikit ulasan perjalanan kami, sekarang mari kita nikmati beberapa panorama yang sempat saya abadikan waktu itu. Enjoy show guy's...
"Jeep" |
Tampak sedang melintas dalam kawasan brormo "Jeep" sebagai transportasi untuk berkeliling memutari kawasan ini bagi mereka yang mempunyai uang lebih untuk menyewanya. Namun kamipun tak cukup tertarik dengan ini dan lebih memilih berjalan kaki untuk menikmaati setiap jengkal panorama indah yang disuguhkan dikawasan Bromo ini.
"Kawah Bromo" |
Dari kejauhan terlihat kawah bromo sedang mengepulkan asap Volcano yang menunjukkan identifikasi bahwa pegunungan ini masih aktif hingga sekarang.
"Batok Mountain" |
Gunung Batok, ya...begitu penduduk setempat memberi nama gunung ini. Memang sekilas terlihat seperti "Batok" tengkurap (tempurung kelapa).
"Lembah Bromo" |
Dari atas gunung bromo terlihat aktivitas dilembah begitu ramai akan kuda-kuda milik penduduk setempat yang digunakan bagi para wisatawan yang menyewa untuk menuju gunung bromo.
"Couple Horse" |
Beginilah potret kuda perkasa yang dimanfaatkan penduduk sebagai transportasi sewaan bagi para pengunjung dan wisatawan untuk menjangkau kawasan Bromo.
"Just Flower" |
Vegetasi khas pegunungan, terlihat tegar dan kokoh dalam dingin dan sejuknya hawa pegunungan.
"Punggung Pegunungan" |
Kokohnya punggung gunung bromo ini melukiskan betapa digdayanya pegunungan ini.
"Smoke" |
View from pananjakan. Merupakan spot favorit bagi wisatawan untuk mengabadikan keindahan bromo sembari menikmati sunrise. Namun kali ini saya tampilkan dalam balutan "B-W" agar terlihat lebih dramatis dan mistis.
"Kepulan Asap" |
Bromo dalam selimut kabut pagi terlihat mistis namun memikat hati dan memeberikan ketenangan dipelupuk mata dari setiap jengkal dan sudut panorama yang disuguhkan.
"Alone" |
Gumpalan kabut pagi berarak bak saling mengejar. Bukit-bukitpun tak luput dari selimutan kabut pagi kala itu... wow...This is amazing place...
"Potret" |
Tak ketinggalan kamipun sempatkan berfoto bersama wisatawan mancanegara, sekilas terlihat bahwa usia mereka sudah tidak muda lagi, namun semangat travellingnya tak pernah memudar. Saluuut...
"Duel Maut" |
Teringat beberapa adegan film kolosal kerajaan-kerajaan tempoe doloe, konon katanya tempat ini memang sering digunakan untuk shooting film-film kolosal. Takku lewatkan pose ala pendekar "Me vs Nita"....Ciiattttt...haha
"Let's Jump" |
Lompat ceria lepaskan penat dan segala beban yang tertumpu di pundak... Let's jump. Dari kiri kekanan, Nita, Cengkur, Bima, dan saya sendiri.
"Camp" |
Tempat bermalam dikawasan pananjakan. biasanya wisatawan menyewa vila, namun bagi kami tenda doom lebih damai dan lebih indah... This is Great adventure guy's...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar