Woyoo Man... Salam anak Pantai...
Kembali dengan review dari ekspedisi dibelahan timur NKRI, ya masih dengan kisah seputar petualangan di Pulau Lombok akhir September lalu. Kali ini mencoba mengeksplore keindahan Gili Trawangan yang merupakan salah satu icon pariwisata di Lombok.Tak perlu berbasa-basi lagi, langsung saja kita ikuti sekilas reviewnya. Cekidot...
|
"Riak Gelombang Fajar" |
Pulau Lombok yang terkenal dengan keindahan panorama alamnya yang begitu indah dianugrahi beberapa Gili dalam kepulauan tersebut. Salah satunya adalah Gili Trawangan. Akses menuju Gili Trawangan kali itu saya mulai dari kawasan Senggigi, Lombok Barat. Dari kawasan Senggigi kita bisa menggunakan angkutan umum menuju pelabuhan Bangsal dengan membayar ongkos kira kira 10ribu rupiah. Dari pelabuhan Bangsal kita langsung membeli tiket Speed Boat untuk melakukan penyebrangan samudra menuju 3 Gili yang cukup terkenal di pulau Lombok yaitu Gili Trawangan, Gili air dan Gili Meno. Untuk ke Gili Trawangan kita cukup membayar tiket speed boat sebesar 10ribu rupiah. Penyebrangan ini ditempuh dalam waktu 45 menit dengan kondisi gelombang yang berbeda-beda. Saat itu saya melakukan penyebrangan sekitar pukul 12 siang dan gelombang laut cukup besar sehingga memberikan sensasi yang luar biasa selama penyebrangan dari pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan. Satu buah Speed Boat untuk penyebrangan ke Gili Trawangan biasanya berkapasitas 15-20 orang, jadi Speed Boat akan mulai berangkat apabila kapasitasnya sudah terpenuhi, Jangan khawatir speed boat yang tersedia cukup banyak jadi kita tidak perlu menunggu lama untuk menyebrangi lautan menuju Gili Trawangan. Untuk saran, sebaiknya penyebrangan dilakukan sepagi mungkin untuk menghindari tinggi dan besarnya gelombang air laut bagi yang kurang menghendaki akan hal ini, waktu yang ideal untuk penyebrangan adalah jam 8 sampai jam 10 pagi. Sesampai di Gili Trawangan kita akan disambut oleh deretan penginapan Penginapan yang kebanyakan berupa Bungalow. Dapat kita rasakan kesejukan dan keasrian suasana Gili Trawangan yang bebas dari polusi kendaraan bermotor ala kota besar. Ada beberapa pilihan alat transportasi untuk berkeliling di Gili nan asri ini, kita dapat berkeliling menggunakan Cidomo (alat transportasi tradisional khas lombok berupa kereta berkuda alias dokar), menyewa sepeda atau berjalan kaki mengelilingi pulau ini. Kesan pertama yang saya dapatkan ketika sampai di Gili Trawangan adalah "BERASA ASING DI NEGERI SENDIRI" benar saja, kala itu yang saya temui sepanjang jalan adalah para wisatawan asing yang sedang asik berjemur di pinggir pantai, dan jarang sekali wisatawan lokal yang sedang berlibur. Tapi tak apalah ini negaraku yang sangat kaya akan keindahan alamnya jadi santai saja dan nikmati saja keindahan alam Ibu Pertiwiku. Setelah beberapa saat berjalan jalan menyusiuri bibir pantai yang kala itu sedang surut, sayapun beristirahat dan berteduh sejenak dibawah pondokan yang akhirnya saya jadikan tempat mendirikan tenda malam itu. Setelah cukup beristirahat dan hari mulai menuju senja, saya pun mulai berkeliling di pulau itu dan mulai berburu foto di sore hari itu dengan ditemani hembusan angin pantai yang cukup kencang.
|
"Terdampar" |
|
"Luas Membentang" |
|
"Bersandar" |
|
"Bolang" |
|
Di Gili Trawangan banyak terdapat penginapan penginapan mulai dari harga ratusan ribu hingga jutaan ribu rupiah permalamnya. Penginapan di Gili Trawangan kebanyakan berbentuk Bungalow nan unik dan berkesan mewah. Ada juga yang berupa bangunan yang cukup modern ala hotel berbintang ibu kota. Namun, tempat istirahat perjalanan liburanku kali itu sangat berbanding terbalik dengan penginapan yang ada di Gili Trawanagn ala Bungalow itu, benar saja kali itu saya bermalam di dalam hotel portable yang dibuat oleh pabrik Outdoor Gear kenamaan, hotel tesebut bernama "EIGER Bungalow"...hahaha... cukup hangat suhu udara malam itu di pinggir pantai dengan hembusan angin yang cukup kencang malam hingga pagi itu. Berikut sedikit gambaran antara bungalow yang berada di Gili Trawangan dengan tenda portable yang saya gunakan.
|
"Gili Trawangan Bungalow" |
|
"Eiger Bungalow" |
|
"Sasak Bungalow" |
Pagi itu waktu menunjukkan pukul 05.30 WITA, akupun terbangun dari tempat berteduhku semalam dari dinginnya angin pantai di Gili Trawangan, Satu kalimat yang terucap saat aku beranjak keluar dari pintu hotel portableku "Dahsyat sekali Matahari tersenyum pagi ini, Subhanallah". Tanpa pikir panjang dan bergegas aku angkat perlengkapan perang berburu sunrise pagi itu dan moment pagi itupun terekam dengan kamera kesayanganku yang dengan setia menemani disetiap jengkal perjalananku. Sunrise pagi itu nampak begitu indah saat matahari seolah muncul dari balik punggung pegunungan diikuti oleh warna jingga di langit Gili Trawangan pagi itu, sungguh Indah Indonesiaku... Pantas saja Orang Asingpun betah untuk berlama-lama disini...hehehe. Berikut kita simak hasil panorama pagi kala itu yang sempat kuabadikan.
|
"Semburat Jingga" |
|
"Seonggok Tiang" |
|
"Fajar Menyingsing" |
|
"Pemecah Ombak" |
|
"Jingga Membara" |
|
"Benteng Pemecah Ombak" |
|
"Coral & Rock" |
|
"Perspektif Tiang" |
|
"Bongkahan Karang" |
|
"Seonggok Batu" |
|
"Sekeras Pemecah Ombak" |
|
"Puing Tertanam" |
|
"Hanya Akar" |
|
"Selembut Pasir" |
|
"Sunlight" |
|
"Portable House" |
|
"Narsis" |
|
"Panorama" |
|
"Pinus" |
|
"Pusat Marchendise" |
|
"Bar-Bar" |
Demikian sedikit ulasan dan review dari tanah Gili Trawangan. Sungguh mempesona Indonesiaku dengan sejuta budaya dan pesona panorama alamnya. "Kenalilah Negrimu, lalu Cintailah negrimu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar